Jumat, 01 Agustus 2008

Satu Korban Ryan Warga Balikpapan


Keluarga Grady Dijemput Polda Metro Jaya untuk Identifikasi Jenazah

BALIKPAPAN-Salah satu di antara 11 korban pembunuhan berantai Very Idham Heryansyah alias Ryan, yakni Grady Adam, ternyata warga Kota Balikpapan. Dia putra salah satu mantan karyawan Total E&P.

Keluarga Grady Adam yang tinggal di Kompleks Balikpapan Baru (BB) dijemput polisi, Jumat (1/8) siang kemarin untuk keperluan identifikasi jenazah yang diduga Grady di RS Bhayangkara Rois Jajeli Surabaya, Jatim.

“Pas jam setengah 11 siang ibu dan saudara-saudara Grady dijemput polisi. Katanya sih yang jemput dari Polda Metro Jaya. Kalau tidak salah langsung dibawa ke Surabaya untuk melihat jenazah Grady,” ujar salah satu Satpam Kompleks BB, kepada Kaltim Post.

Di pagi hari, wartawan koran ini sempat bertemu dengan adik kandung Grady bernama Karel. Ketika ditemui di kediamannya di Jl Anyelir Timur Blok K 6 No 5 Kompleks Balikpapan Baru, Karel membenarkan jika foto yang disebarluaskan media massa sebagai salah satu korban Ryan adalah kakaknya. Namun dia sangsi jika jenazah yang ditemukan polisi itu merupakan Grady.

Karel mengaku memang sudah lama tidak pernah berkomunikasi dengan Grady yang menetap di Jakarta.

“Kalau tidak salah, terakhir berbicara dengan Grady lewat telepon, di akhir 2007 lalu. Setelah itu tidak ada kabar lagi,” kenang Karel.

Sekira awal 2008, Karel kembali mencoba menghubungi Grady. Namun yang mengangkat seseorang yang mengaku bernama Ryan.

“Aku ingat orang di telepon itu ngomong namanya Ryan. Katanya waktu itu, Grady sedang tidak ada. Sejak saat itu sampai sekarang, Grady tidak lagi bisa dihubungi,” ujarnya.

Karel tidak menjelaskan kapan tepatnya Grady meninggalkan keluarganya dan dengan siapa Grady tinggal di Jakarta. Namun ia mengatakan sudah lebih dari 10 tahun Grady berada di Jakarta. “Yang saya tahu, Grady bekerja di sebuh agensi sebagai model. Itu saja,” jelas Karel.

Meski Karel menyakini Grady punya teman dekat bernama Ryan, namun ia belum yakin jika kakaknya telah dibunuh. Karel juga enggan berspekulasi jika Ryan yang mengangkat teleponnya saat itu ialah Ryan sang Penjagal Jombang.

Hingga siang kemarin, Karel terus berusaha membantu Kepolisian Polda Jatim mengumpulkan data riwayat hidup yang lebih rinci tentang Grady.

Sejak dua hari terakhir, keluarga Grady memang diminta mencari riwayat kesehatan (medical report) Grady yang akan digunakan untuk mengidentifikasi salah satu jenazah yang ditemukan di belakang rumah Ryan di Jalan Melati, Dusun Maijo, Desa Jati Wates, Kecamatan Tembalang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

“Saya ini bingung, ke mana harus nyari medical report Grady,” ujar Karel.

Karel mengungkapkan, Grady pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan pergelangan tangan kirinya patah. Namun kejadiannya sekira 10 tahun lalu, antara 1997-1998 silam.

Karel menceritakan, waktu kecelakaan, Grady berobat di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB). Sebab kebetulan, mendiang ayahnya, Nikko Adam, saat itu tercatat sebagai karyawan perusahaan migas Total E&P. “Tapi saya belum sempat mengambil data itu di RSPB,” ujar Karel.

Salah satu petugas front office (FO) RSPB yang dikonfirmasi harian ini membenarkan jika nama Grady Adam, warga Balikpapan Baru, kelahiran 13 Desember 1981, memang pernah berobat di RSPB. Namun datanya selanjutnya sudah tidak ada.

Akan tetapi, Humas RSPB Hernawati membantah nama Grady Adam pernah dirawat maupun berobat di RSPB. Menurutnya, baik di data base komputer maupun manual, nama Grady Adam tidak pernah tercatat.

“Keluarga Grady memang sudah mendatangi kami sejak sehari yang lalu. Kami juga sudah menyampaikan kalau medical record Grady tidak ada di RSPB,” sebut Herna.

Ketika wartawan koran ini kembali ke kediaman Grady di BB, tak satu pun orang ditemui. Rumah tampak kosong, hanya tetangga yang menyapa. “Orang rumah sudah pada ke Surabaya,” ujar salah satu tetangga Grady.

ANAK KEDUA

Ketua Rukun Tetangga (RT) 52 Linneke Arsyad menyebutkan, Grady adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Yang tertua bernama Rayer dan si bungsu Karel. Ayahnya, kata Linneke, Nikko Adam sudah wafat setahun lalu di Mando. Sementara ibunya, Devi, masih hidup bertetangga dengannya. Namun sejak 1995, pertama kali perumahan Balikpapan Baru dihuni, Linneke mengaku tidak pernah mengenal sosok Grady.

“Dulu, keluarga Grady tinggal di perumahan tentara di Prapatan. Tahun 1995 pindah ke BB. Mulai saat itu sampai sekarang, saya tidak pernah melihat Grady. Mungkin sebelum ke BB, Grady langsung pindah ke Jakarta bersama keluarganya yang lain,” sebut Linneke.(lhl)

By Kaltim Post

Tidak ada komentar: